Di
dunia ini manusia cenderung akan mencari orang yang mempunyai daya tarik. Pasti
ada saja orang yang mau mendekati orang cantik. Orang pintar pasti mempunyai
banyak teman. Orang yang menyenangkan pasti punya banyak kawan. Orang yang antusias
juga mempunyai banyak sahabat. Hal itu terjadi karena mereka mempunyai energi.
Mereka memancarkan energi. Dan kita sebagai manusia adalah konsumen energi.
Kita suka berdekatan dengan orang-orang yang mempunyai energi karena kita
menyerap energi mereka. Mereka memancarkan dan kita menerima.
Setiap
orang saling mengukur dan mendeteksi energi dari lawan bicara atau orang-orang
di sekelilingnya. Mereka juga suka ketika mereka berdekatan dengan orang yang
mempunyai energi yang sama dengan mereka atau lebih tinggi. Tetapi, ketika
mereka berjumpa dengan orang yang mempunyai energi yang sangat jelek, mereka
akan tidak suka dan cenderung menghindar karena orang dengan energi jelek
(negatif) cenderung menyerap energi positif orang lain.
Orang
yang negatif, yang selalu komplain terhadap hidup, selalu membutuhkan orang
untuk berkeluh kesah.
la
mencari orang untuk mendengarkan ceritanya dan menumpahkan segala unek-uneknya.
Hat itu membuat energi orang yang mendengarkan menjadi tersedot dan melemah.
Sebaliknya, ia menjadi lebih segar karena telah menyedot energi si pendengar.
Pernahkah
teman-teman sekalian merasa lelah ketika mendengar keluh-kesah dari teman atau
rekan kita? Ya, betul sekali. Hal itu terjadi karena energi kita tersedot untuk
melayani keluh-kesahnya. Oleh sebab itu, jika Anda berjumpa orang seperti ini,
menghindarlah. Tetapi, ketika Anda berjumpa dengan orang yang mempunyai energi
yang lebih tinggi Anda akan merasa nyaman dan Anda akan menerima cipratan
energinya secara otomatis.
Sedangkan,
orang yang mempunyai intensitas energi yang tinggi tidak akan pernah kehabisan
energi karena mereka punya generator hayati yang akan selalu mengisi cadangan
energi mereka. Setiap kali kita berpikir, kita selalu membutuhkan energi. Entah
Anda berpikir negatif atau positif, sejumlah energi akan terkonsumsi untuk
diubah menjadi energi yang lain. Ingat hukum kekekalan energi. Energi tidak
dapat dimusnahkan atau diciptakan karena ia hanya berubah bentuk.
Ketika Anda
berpikir negatif, hal itu tersebut akan membutuhkan lebih banyak energi
dibandingkan jika Anda berpikir positif. Ketika Anda berpikir negatif secara
otomatis tubuh Anda akan membutuhkan energi positif yang lebih besar untuk
menyeimbangkan hawa negatif yang ada dalam pikiran Anda.
Katakanlah,
manusia secara umum mempunyai muatan listrik yang netral. Zat apa pun
mengandung ion positif dan ion negatif. Hanya saja, mereka berkumpul secara
berpasangan dan saling menetralisasi. Nah, pada saat Anda berpikir negatif,
secara otomatis bagian otak Anda mempunyai muatan negatif yang lebih banyak
daripada positif. Dengan demikian, bagian tubuh yang lain akan mendonorkan
energi positifnya untuk menetralisasi hat tersebut sehingga secara otomatis
Anda akan cepat merasa lelah.
Coba
perhatikan secara detail orang yang mempunyai cara pandang negatif. Mereka
punya kecenderungan cepat tua, keriput, dan mudah jatuh sakit. Apalagi, plus
hobi marah-marah. Kenapa mereka cepat tua dan berwajah jauh lebih tua daripada
umur mereka? Hal itu terjadi karena mereka menanggung beban yang lebih besar
yang sanggup mereka derita. Akhirnya, ketika stok energi itu telah menipis,
energi akan (makan) diambil dari tubuh mereka sendiri. Mereka mudah jatuh
sakit. Organ tubuh yang pertama kali terserang adalah jantung dan perut.
Kita tahu
bahwa orang yang sering marah, berburuk sangka, bersedih,dan menangis, organ
tubuh yang pertama kali terkena adalah jantung. Jantung adalah pusat perasaan
kita, bukan hati. Di Indonesia, saat kita merespons sakit hati, kita sering
mengurut dada. Tetapi, apakah dada itu menunjuk ke lever (hati)? Coba
perhatikan ketika Anda marah, gelisah, cemas, sedih, apakah detak jantung Anda
berubah?
YA.
Jantunglah yang pertama kali merespons perasaan kita. la yang pertama kali
merasakan apa yang kita pikirkan. Jadi, ketika dirt kita diselimuti oleh
hal-hal negatif, organ tubuh kita yang sensitif dan yang pertama kali terkena
dampaknya adalah jantung. Padahal, kita tahu jantung adalah pusat kehidupan.
Dalam
sebuah seminar yang saya selenggarakan, dalam sebuah kesempatan ada seorang ibu
yang memberikan tanggapan. Dia bercerita bahwa hidupnya menderita. Banyak hal
menyakitkan yang terjadi dalam hidupnya. la terlalu sering disakiti oleh
orangtuanya. la menerima pukulan fisik dan dibebani oleh kecemasan ibunya.
Suaminya terlalu protektif, melarangnya untuk melakukan banyak hal. la menjadi
terselimuti oleh ketakutan membuat suaminya marah. Akhirnya dirinya terkungkung
oleh ketakutan dan ketidaknyamanan. Kenyataan yang belakangan ini saya ketahui,
jantungnya telah dipasang ring karena pembuluh jantungnya telah menyempit.
Menurut pendapat saya, penyebabnya bukanlah kolesterol, karena ibu itu
sepertinya menjaga pola makan yang sehat. Apalagi ia masih muda. Jantungnya
bermasalah karena hidupnya telah terluka oleh pikiran negatif. Semua energi
positif yang dimilikinya telah tersedot habis. Tidak ada pertahanan lagi untuk
dirinya agar bebas dari segala penyakit dan memiliki kesehatan yang prima.
Orang seperti ini sangat membutuhkan motivasi agar memiliki energi positif.
Apakah Anda mempunyai kemiripan
dengan ibu itu?
Manusia
adalah bola energi. Kita selalu membakar makanan untuk mendapatkan energi.
Kenapa kita sampai kekurangan energi? Kenapa kita masih membutuhkan energi dari
orang lain? Kenapa kita masih sering mengambil energi-energi yang ada di
sekeliling kita?
Kita
dikondisikan untuk berlimpah energi, terus mengeluarkan energi tanpa pernah
kehabisan, karena kalau energi kita habis kita pasti mati. Kita seharusnya
selalu memancarkan energi kita.
Lihat
orang-orang hebat seperti Bung Karno, cara bicaranya berapi-api. Joe Vitale,
Anthony Robbins, pelatih sukses nomor 1 dunia, dan TDW tidak pernah habis
energinya. Mereka adalah bola energi, berapi-api, bahkan Joe Vitale disebut
sebagai Mr. Fire.
Mereka
adalah bola energi yang pancaran energinya baru akan habis ketika mereka mati.
Energi mereka tidak akan habis selama hidup karena mereka:
1.
Selalu berpikir positif
2.
Selalu berperasaan positif
3.
Selalu berprasangka positif
4.
Selalu mengonsumsi hal yang positif
5.
Menyukai hal yang positif
6.
Selalu berbicara yang positif
7.
Semua hal yang positif
Perhatikan poin-poin di atas.
Kata yang selalu sama adalah positif. Kita bisa menjadi api kalau kita
selalu positif.
Jenis
makanan pun menentukan besar kecilnya api. Kalau Anda pikir daging sebagai
sumber energi yang terbesar, Anda salah besar.
Perhatikan
Geographic Channel pada saat harimau/singa mengejar zebra. Ketika singa
mampu menggunakan tenaga instannya yang sangat kuat untuk mengejar dan menerkam
serta menangkap zebra itu, zebra akan disantap. Tetapi perhatikanlah ketika
sang zebra berhasil lobs, pernahkan Anda melihat singa-singa itu tetap berlari
melanjutkan pengejaran? Tidak. Mereka tidak pernah melanjutkan pengejaran atau
beralih sasaran karena mereka sudah letih. Mereka selalu mencari buruan
menggunakan kekuatan dan kecepatan, bukan daya tahan karena daging bukanlah
makanan positif.
Justru,
daging adalah makanan negatif karena untuk mencernanya kita membutuhkan energi
yang lebih banyak daripada kita mencerna makanan nondaging. Cek saja kaum
vegetarian, mereka selalu mempunyai wajah yang jauh lebih segar, tampak awet
muda dibandingkan dengan umur sesungguhnya karena mereka selalu punya stok
energi yang cukup atau bahkan berlimpah. Energi mereka tidak digunakan untuk
mencerna daging. Stok energi mereka selalu melimpah tidak pernah habis dan
selalu membuat orang-orang merasa nyaman berdekatan dengannya.
Saya punya seseorang yang
luar biasa di bagian marketing. Dia mempunyai daya juang yang keren. Berdekatan
dengannya selalu menyenangkan dan dia selalu mudah meyakinkan orang lain.
Sesesulit apapun kliennya, ketika
klien
berdekatan dengannya, mereka akan terpengaruh dan membeli produk dari kami.
Ketika
banyak klien membeli dari kami, saya coba menanyakan poin pertama yang membuat
mereka tertarik membeli produk. Jawaban mereka adalah: "Dia seperti bola
energi yang bergerak-gerak sehingga saya yakin dengan orangnya. Saya beli
produk karena dia meyakinkan. Saya nyaman dekat-dekat dengan dia".
Orang
tersebut membeli bukan karena kelebihan dari produk yang dijual, bukan juga
dari fitur yang dimiliki oleh barang yang kami jual Melainkan dari keyakinan
akan orang marketing saya. Sebegitu powerful nya kekuatan bola
energi marketer saya sehingga orang itu terpesona.
Kebetulan saya adalah seorang
vegetarian. Siapa tahu ketika Bapak Ibu berjumpa saya, Bapak atau Ibu akan
salah menebak umur saya Walau saya melakukan seminar selama berhari-hari,
berdiri di depar peserta, aktif melakukan gerakan, juga mempersiapkan banyak
hal menulis buku, beraktivitas yang lainnya, menjalankan bisnis, saya jarang
terlihat lelah karena saya punya stok energi yang tidak akan pernah habis. Saya
dapat menyakinkan orang karena saya mampu mempengaruhi energi orang itu untuk
selaras dengan saya. Mereka merasa nyaman dekat-dekat dengan saya karena saya
mememancarkan energi untuk membuat orang menjadi tenang.
Saya
menjalankan semua yang saya tulis. Saya mengonsumsi semua hal yang positif,
selalu berpikir positif, selalu merasa positif, menyukai hal positif, berbicara
hat yang positif. Inilah saya. Generator hayati positif. Saya selalu sehat,
bersemangat, dan berapi-api.
Apakah
Bapak Ibu merupakan bola energi?
Atau penyedot energi?
Dambil Dari Ebook ReBorn ----Ridwan Raharjo